What my heart wants to say...

Malam, dengarkan aku…
Temani aku saat ini…
Temani aku untuk meluangkan rasa yang berlebihan dalam fikiran dan hatiku…

Malam, aku tahu bahwa aku bodoh…
Membiarkan diriku terhanyut oleh godaan seorang makhuk-Nya…
Dan kemudian tenggelam dalam godaannya…

Malam, aku tahu dia tidak main-main…
Aku tahu kami saling suka…
Tapi mengapa aku masih merasa hatiku penuh luka???

Malam, ada yang berkata bahwa cinta itu tidak menyakiti…
Ada yang berkata bahwa cinta itu mengubah duka menjadi suka…
Tapi mengapa aku merasa itu semua tak ada guna???

Malam, aku menyadari bahwa aku lemah dan rapuh…
Aku memang tak ada apa-apanya dibanding Penciptamu…
Bodohnya aku membiarkan diriku tercabik-cabik dalam rindu…
Rindu yang tak menentu untuk siapa tertuju…
Dan bukan untuk Cinta Sejatiku…

Malam, aku ingin kau tahu bahwa aku ingin sekali mencintai Penciptamu sepenuh hatiku…
Namun rasanya aku tak dapat luput dari rasa yang mengharu-biru terhadap lelaki itu…
Haruskan kuhilangkan cintaku kepadanya untuk mendapatkan cinta dari Penciptamu???
Haruskah aku merendahkan diriku lebih dari seorang gelandangan kepada rajanya???
Haruskah aku merendahkan diriku lebih dari seorang budak kepada tuannya???

Rasanya mataku dan hatiku tak menentu…
Malam, dapatkah kau mempertemukan aku dengan Penciptamu sekejap waktu???
Agar aku memantapkan hatiku bahwa Dia lah Cinta Sejatiku…

Ya Rabbii, cintailah aku…
[ Read More ]

Tuhan, kematian ada di depan pintu rumahku...
Dan aku tengah asyik menonton televisi di ruang tamu...
Belum aku sadari kematian itu tengah menungguku...
Bahkan sewaktu-waktu akan mengetuk pintu rumahku dan menjemputku...

Tuhan, aku takut ketika kematian telah hadir di hadapanku, aku terlena akan dunia...
Melupakan namaMu...
Dan kemudian tenggelam dalam semunya hal yang kasat mata...
Padahal semua yang kasat mata itu fana...
[ Read More ]

Malam ini "si suntuk" datang merasuki saya lagi. Akhir-akhir ini saya sering merasa bosan di kamar. Sebenarnya banyak hal yang harus saya kerjakan. Salah satunya adalah tugas Practical Project yang terus "menghantui" saya sepekan ini. Hampir tiap detik saya selalu memikirkannya. Ingin rasanya kabur dari Practical Project, namun saya sudah terlanjur "hanyut" di dalamnya. Saya bisa saja mengajukan izin tanggal 24 Maret nanti dengan alasan seminar yang dimulai pukul 08.00 dan berakhir pukul 17.00. Berarti saya izin sejak tanggal 23 Maret sampai 25 Maret, dan hal tersebut bermakna saya tidak mempresentasikan progress terakhir proyek saya pada tanggal 25 Maret nanti. Namun saya merasa hal tersebut menunjukkan bahwa saya tidak bertanggung jawab. Lari dari masalah. Dan saya tidak mau dianggap pengecut karena masalah itu. Tuhan, rasanya aku hampir stress!!!

Kemudian ditengah kesuntukan ini, saya ingat Facebook. Setidaknya saya dapat menuliskan sedikit kalimat sebagai hasil dari rasa suntuk ini. Ada yang baru update status. Dan ada nama Galih Satriaji di halaman depan, beberapa menit yang lalu meng-update statusnya. Ah, kawan lama. Jarang bertegur sapa. Saya masih ingat bagaimana saya mengagumi puisi-puisi dan semua tulisan yang telah dibuatnya. Saya belajar menulis dengan kata "saya" sebagai kata ganti orang pertama, ya itupun karena saya suka tulisan-tulisan di blognya. Fotografer yang baik, penulis yang cerdas sekaligus programmer yang ulet, menurut saya. 

Sedikit berkata dalam hati, "lagi-lagi kamu...". Tak lama kemudian saya tersenyum dalam keseorangan di tengah malam. Dan saya kembali memikirkan proyek yang menunggu untuk segera diselesaikan.

[ Read More ]

Postingan kali ini benar-benar dibuat dengan sengaja karena melihat banyaknya komentar-komentar bernada "miring" yang saya lihat di Facebook mengenai kampus saya. Herannya, mereka masih saja memperdebatkan masalah, yang menurut saya, tidak pernah saya perdebatkan selama sembilan tahun berada disini, di kampus ini. Jika ditanya apakah saya marah, saya tidak marah. Sama sekali tidak marah. Hanya saja saya berfikir, apakah mereka atau anda-anda semua yang memfitnah kampus saya itu tidak lelah dengan segala macam argumen-argumen yang tidak ada buktinya??? Mengapa saya katakan "memfitnah"? Karena semua yang anda atau mereka katakan tidak benar. Apakah mereka atau anda pernah tinggal di Al-Zaytun selama sembilan tahun???

Saya telah membaca dan memikirkan semua komentar-komentar bernada jelek mengenai kampus saya. Dalam kata lain, kampus saya "diberi stempel" sesat oleh sekelompok orang. Dari mana dikatakan sesat? Selama dalam kampus ini, tidak pernah saya tidak disuruh untuk tidak sholat wajib. Selama dalam kampus ini, tidak pernah saya tidak disuruh untuk tidak berpuasa wajib. Selama dalam kampus ini, saya bebas melakukan amalan-amalan sunnah. Selama dalam kampus ini, kami masih menyembah Allah Ta'alaa. Lantas dari mana dikatakan sesat? Apakah mereka atau anda pernah tinggal di Al-Zaytun selama sembilan tahun???

Sesungguhnya sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain
Berdasar dari hadits diatas, apakah mereka atau anda-anda semua sudah bermanfaat bagi orang lain? Tolong, jangan memfitnah. Tapi lebih baik jika mereka atau anda-anda memberika solusi, kritik atau saran agar kampus saya jadi lebih baik. Komentar mereka atau anda-anda semua yang bernada "nyeleneh" tersebut sangat tidak bermanfaat bagi orang lain. Apakah kalian ingin memecah belah umat Islam? Saya heran terhadap anda-anda atau mereka yang "amat sangat tidak menyukai" kampus saya. Kita semua sebagai umat Islam baiknya menjaga ukhuwah islamiyah. Bahkan Rasulullah pun selalu mengingatkan kita semua dalam hadits beliau untuk selalu menjaga persatuan dan kesatuan umat Islam dimanapun berada. Lantas apakah mereka atau anda-anda semua sudah menjalankan amanah dari Kanjeng Nabi tersebut??? Apakah mereka atau anda pernah tinggal di Al-Zaytun selama sembilan tahun???

Kami semua, baik itu yang berada dalam lingkungan kampus atau yang tidak, baik itu yang pernah memiliki hubungan dengan kampus ataupun yang tidak pernah, merasa lelah dan bosan dengan komentar-komentar mereka atau anda-anda sekalian. Komentarnya itu-itu saja. Mereka atau anda-anda semua tidak pernah tinggal selama sembilan tahun di Al-Zaytun. Terkesan jika mereka atau anda-anda semua tidak mengetahui apa yang kalian tidak ketahui.

Apakah mereka atau anda pernah tinggal di Al-Zaytun selama sembilan tahun???

[ Read More ]

Kamu kapan meninggalnya?
Seketika kami, mahasiswa satu kelas, tertawa mendengar pertanyaan sang dosen kepada salah satu teman kami. Pertanyaan sepele dan penuh candaan. Namun saya rasa tidak sembarang pertanyaan. Lama-lama saya fikir kembali pertanyaan dosen saya yang baru saja diucapkan. Benar juga ternyata. Pertanyaan yang tidak memiliki jawaban yang pasti.

Seketika saya terfikir, sudah siapkah saya menghadapi hari sebelum kematian, saat datang kematian, dan masa setelah kematian???



Ketika kematian menjadi akhir kehidupan di dunia...
Tak seorangpun dapat mengira...
Bahkan angin pun diam, tak mampu menerka...
Hanya Tuhan yang tahu semuanya...
Bahkan ketika malaikat Izrail datang di hadapan kita dengan wajah yang tak dapat kita duga...
Sudah siapkah saya???
[ Read More ]

Mungkin aku terlalu sering patah hati...
Dan ini bukan pengalaman patah hati pertamaku...
Namun sakit karena perasaan seperti ini baru kurasakan pertama kali...

Selama ini ku anggap kau tak akan berpaling dariku...
Salahku, aku merasa paling kau cinta...
Padahal ketidaksempurnaan dapat membuatmu merasa berguna...
Merasa sangat dibutuhkan olehnya...

Rasanya ingin kutulis banyak tentang perasaanku selama ini...
Tak cukup sebatang pena dan selembar kertas...
Tak cukup hati saja yang simpan...
Aku harus menata hatiku karena perasaan ini...
Bukan aku tak mencintaimu...
Aku sangat mencintaimu...
Namun aku hanya ingin kau bahagia...
Tak usah kau pikirkan tentang aku...
Aku disini baik-baik saja...
Aku tak berharap kau juga mencintaiku...
Cintaku kepadamu, cukup Tuhan saja yang tahu...

Aku iri pada Fadhil yang merelakan seseorang yang ia cinta hanya karena Allah semata...
Kerinduanku hanya sebatas nafsu...
Namun patah hati ini rasanya sampai ke ubun-ubun...

Dan terimakasih karena kau beriku kebebasan untuk memilih...
Namun jangan kau undang aku di hari persandinganmu...
Mungkin aku lah satu-sautnya yang pasti akan menatapmu penuh bahagia...
Namun sekaligus tangis penuh luka...
[ Read More ]

Sore ini, saya baru bangun tidur. Mencuci muka dan kembali ke depan laptop, sekedar mendengarkan lagu dan mengecek pesan-pesan yang masuk ke dalam e-mail. Karena merasa lapar, saya membuka permen cokelat sebagai cemilan. Tak lama kemudian seorang kawan saya terbangun karena suara musik dari laptop saya yang (mungkin) besar. Ketika saya melihat wajahnya, saya tiba-tiba berfikir bahwa kami berbeda. Baik itu berbeda suku, wajah, sifat, maupun kebiasaan sehari-hari.

Ingatan saya kembali ke masa lalu. Masa dimana saya masih baru lulus Sekolah Dasar (SD), tidak mengikuti acara "jalan-jalan" dengan kawan-kawan SD saya karena saya harus mengikuti ujian masuk pesantren. Sedih rasanya tidak menghadiri acara terakhir saya dengan teman-teman SD. Karena mungkin saja setelah tamat SD, kami semua tidak akan bertemu lagi. Entah itu karena tujuan hidup masing-masing berbeda, atau memang telah menyelesaikan "skenario" yang dibuat Sang Pencipta.

Saya "terdampar" di sebuah pesantren yang, menurut saya, bukan pesantren. Areanya yang terlalu luas untuk ukuran pesantren membuat saya tidak menganggap itu sebagai pesantren biasa. Entah apa namanya. Di pesantren itu pula saya bertemu dengan orang-orang dari berbagai kota, provinsi, pulau, bahkan berbagai negeri. Tak hanya orang Indonesia saja yang tinggal dalam komplek pesantren itu. Namun banyak juga orang-orang dari negara tetangga yang bersekolah di pesantren itu. Rasanya hampir tak percaya. Bertemu dengan orang-orang yang jumlahnya ribuan, dengan karakter yang berbeda-beda, logat yang berbeda-beda, dan sifat yang berbeda-beda pula.

Mungkin sifat orang-orang dari suku Jawa berbeda dengan sifat orang-orang dari suku Batak. Si A sifatnya keras dan agak kasar, namun sebenarnya orangnya baik dan penyayang. Si B sifatnya halus dan ramah, namun dibalik halus sifat dan tata kramanya itu dia mudah tersinggung. Si C nada bicara tinggi seperti orang marah-marah, namun sebenarnya candaan dia seperti itu. Dan bermacam-macam sifat yang dimiliki orang lain. Di awal mungkin sulit menyesuaikan diri dengan karakter manusia yang berbeda-beda. Namun lambat laun setiap orang harus bisa memaklumi perbedaan yang telah terbentuk.

Selama hampir sembilan tahun saya bersekolah di pesantren itu. Bukan "bersekolah", namun kata "dididik" saya rasa lebih tepat. Sejak tamat SD sampai menempuh perguruan tinggi, yaitu perkuliahan. Tak terasa hampir sembilan tahun terlewati, namun kenangan di hari pertama masih saja seperti hari kemarin. Pendidikan di pesantren itu sampai sekarang masih melekat. Tak hanya menjadi semboyan pesantren, bahkan menjadi suatu hal yang dapat saya terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Pusat Pengembangan Budaya Toleransi Serta Pengembangan Budaya Perdamaian
Bermula dari semboyan diatas, saya akhirnya menyadari betapa berharganya perbedaan tersebut. Banyak hal yang dapat kita ambil hikmahnya dari suatu perbedaan.  Memang perbedaan menjadikan sekelompok masyarakat berselisih dengan kelompok masyarakat yang lain. Hal tersebut terjadi jika masing-masing sibuk mencari-cari perbedaan dan alasan perselisihan tersebut. Saya rasa, setiap orang baiknya memikirkan jalan keluar dari suatu masalah dengan cara baik-baik dan menguntungkan pihak-pihak yang berselisih. Mencari-cari dan mempublikasikan kekurangan orang lain akan membuat kita semakin bodoh karena orang lain akan mengganggap kita tidak mengetahui apa yang tidak kita ketahui. 

Maka dari itu, belajar menghargai perbedaan tidak ada salahnya. Berawal dari menghargai perbedaan, lama-lama perbedaan suatu hal yang dapat kita syukuri. Perbedaan menjadikan satu sama lain saling melengkapi. Mungkin perbedaan akan menjadi pembatas. Namun jika pihak-pihak yang berselisih mau merenung, banyak hal yang menguntungkan dari sebuah perbedaan.
[ Read More ]

Hari ini, tiga hari setelah kematian seorang kawan saya, rasanya hadirnya masih terasa disini. Di dalam ruang kelasnya, dia area kampus. Masih saya ingat bagaimana saya sering bertatap muka dengannya meski hanya berkata "hai" dan kemudian berlalu, sibuk dengan tujuan kami masing-masing. Rasanya masih saja sulit dipercaya. Kawan saya tersebut selisih satu tahun dari saya. Junior. Dan dia telah "dijemput" lebih dulu. Dik, apa yang kau lakukan disana sekarang?

Saya rasa, Allah selalu memberi kejutan. Tak hanya kejutan yang berakhir bahagia, namun juga kejutan yang berakhir duka. Semua itu tergantung kepada makhlukNya yang menjalankan "skenario"Nya. Adik kelas saya sudah mendahului saya. Entah apa saja yang telah ia persiapkan untuk menunggu "jemputannya" ke alam yang lebih kekal.

Ya Rabbii, seketika saya termenung memikirkan diri saya sendiri. Takut akan azabMu, akan siksaMu. Dosa yang telah terbentuk dan terukir selama ini seolah tak mampu menandingi ibadah seumur hidup...

Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah zalim terhadap diri kami sendiri. Dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan mengasihi kami, maka kami akan menjadi orang-orang yang merugi...
[ Read More ]

Lagi-lagi mendengar suaramu dari laptopku...
Sejenak jemariku terhenti, ketikanku bertahan di satu spasi...
Kudengar lagi suaramu dengan sepenuh hati...
Lamat-lamat kuucapkan dalam hatiku bahwa aku sangat mengagumimu...

Baru sekian menit saja, kau mampu buatku cintaimu...
Berawal dari suaramu, lalu kepribadianmu...
Terakhir ialah parasmu...
Rasanya kuingin lakukan apa saja demi dirimu...

Kuputar lagu yang kau nyanyikan sekali lagi...
Dapat kubayangkan wajah indahmu...
Ciptaan Tuhan yang tak ada tandingnya...
Suaramu mendayu-dayu...
Menyentuh hatiku...
Ingin kukatakan padamu, "Saranghae, Kyuhyun Oppa..."



*Puisi ini seketika terbayang ketika aku mendengar suaramu menyanyikan sebuah lagu yang tak kuketahui judulnya... Saranghae, Kyuhyun Oppa... ^^
[ Read More ]

Aku tahu bahwa aku tidak mempercayaimu...
Untuk kedua kalinya...
Maafkan aku karena aku selama ini hampir selalu meragukanmu...
Bukan maksudku tidak percaya padamu semuanya...
Ingin aku percaya padamu sebentar saja...
Tapi aku tidak mau kau bohongi aku lagi...
Seperti dulu...

Memaafkanmu, itu hal yang mudah...
Tapi mempercayaimu lagi butuh waktu lama untuk pulihkanku dari trauma masa lalu...

Sungguh aku mau mempercayaimu lagi...
Tapi bagaimana mungkin aku mempercayaimu lagi sedangkan ada hal yang membuatmu tak ingin berterus terang padaku???
[ Read More ]

Malam semakin larut dan alam semakin senyap...
Namun aku masih terjaga di depan komputerku...
Terduduk diam ragaku disitu...
Namun jiwaku tak menentu...

Kembali kupanggil sang khayal...
Namun yang ada hanya sepi...
Kemudian sang khayal datang...
Memakan habis semua alam nyataku...
Dan aku mulai sibuk membayangkan semua tentangmu...
Tenggelam dalam angan dan harapku...
[ Read More ]

Malam semakin larut, dan saya semakin lelah. Lelah setelah seharian "berjuang" menyelesaikan semua tanggung jawab sebelum pulang ke rumah. Dari pagi mulai kuliah sampai siang. Ternyata saya diberi informasi bahwa rapat departemen diadakan pukul delapan malam. Siang packing dan menguras bak. Karena terlalu "konsen" menonton film Keramat, akhirnya menguras bak pun terlewatkan. Jadilah menguras bak dilanjutkan malam hari setelah rapat.

Rapat departemen saya selesai pukul 21.49. Namun saya harus menunggu kawan saya yang rapat departemen juga, untuk meminta tanda tangan kepada mudabbiroh asrama sebagai tanda disahkannya perijinan pulang. Ternyata baru selesai pukul 23.00!!! Alamak... Lama niaaaan... Dan setelah saya sampai di kamar mudabbiroh, ternyata sudah melewati batas jam permintaan ijin. Ditunda lah sampai esok pagi.

Sekarang saya baru merasakan lelah dan penat yang tak terhingga. Besok pagi harus bangun subuh. Belum lagi minta tanda tangan mudabbiroh pukul enam pagi. Belum lagi harus siap-siap kuliah pukul tujuh pagi. Selepas kuliah langsung siap-siap meninggalkan kampus. Benar-benar melelahkan!!!

Sekedar berbagi saja, bahwa saya malam ini benar-benar ingin istirahat...
[ Read More ]

Aku merasa jadi orang terjahat sedunia!!!
Ketika aku patah hati karenamu...
Dan aku ingin lupakan itu...

Aku merasa jadi orang terjahat sedunia!!!
Ketika namamu kuhapus dari daftar teman di Facebook-ku...
Ketika namamu kuhapus dari daftar teman di Yahoo Messenger-ku...
Dan mungkin kau sadari hal itu...

Maaf mendadak aku jadi kejam kepadamu...
Mungkin kamu akan bertanya-tanya mengapa...
Namun rasanya perbuatanku itu penuh alasan...

Aku menyukaimu...
Itu alasannya...
Mungkin terkesan ganjil, namun memang itu alasannya...

Ya sudahlah kau urus saja dia...
Kau kan pernah bilang kalau menyukainya...
Memang sih salahku juga tak segera mengatakan isi hatiku padamu...
Aku terlambat untuk katakan cinta padamu...
Sekarang kau menyukainya...
Itu wajar menurutku...

Kau anggap aku membencimu???
Tidak!!!
Sama sekali tidak!!!
Sudah kukatakan bahwa aku menyukaimu...
Karena aku menyukaimu...
Lebih baik aku menyingkir ketika kau sudah memutuskan untuk melamarnya...
Karena aku menyukaimu...

Sekarang di Facebook-ku tidak ada lagi namamu...
Sekarang di Yahoo Messenger-ku tidak ada namamu...
Terasa janggal memang...
Namun itu semua sudah terjadi...
Menurutku itu cara tepat untuk menetralkan hatiku...

Meskipun semua orang menganggapku orang terjahat sedunia!!!
[ Read More ]

Ketika cinta mengetuk pintu hatiku...
Aku ingin segera lari dari hadapannya...
Karena aku tahu cintaku dapat membunuhku...
Membunuhku dari cinta terhadap Rabbii...

Ketika cinta berada tepat di pelupuk mataku...
Berlariku sejauh yang aku mampu...
Karena kutakut cintaku dapat menghalangiku dari percintaanku dengan Sang Pencinta...

Ketika cinta berada tepat dalam hatiku...
Kumohon cinta itu segera berubah menjadi kawan...
Menjadi kawanku dalam beribadah hanya kepadaNya...
Jangan jadi gelombang badai yang menghempas habis cintaku yang sedang berlayar menuju ke arahMu...

Cintaku kepada manusia, kutakut menjadi kobaran api ditengah indahnya padang bunga...
Bunga cintaku kepada Tuhanku terbakar habis karena cintaku padamu...

Indahnya cinta karena kau dan aku mencintaiNya...
Ketika kau dan aku melakukan segala sesuatu hanya berorientasi padaNya...
Saling memupuk bunga cinta pada Sang Pencinta hingga bunga tersebut mekar tak berujung waktu...




*) Ketika aku ingin selalu dekat padaMu...
[ Read More ]

i***: Wah..crt km g lepas dr prcntaan y, hehe..
P***: sial!!!
P***: kirain tanggapan kmu serius tentang masalah konfliknya
P***: eh gak taunya malah ngurusin love story-nya
i***: Hehe.. Abis aq srg bngt dgr km jth cnt..

Wah ternyata ada juga yang menganggap saya sering jatuh cinta. Tapi saya tidak pungkiri hal tersebut. Memang benar adanya. Saya terlalu sering jatuh cinta. Setiap saya bercerita kepada kawan saya, pasti tidak jauh dari masalah cinta. Dan pasti cerita dengan pria yang berbeda. Hehehe... Namun hal tersebut bukan berarti saya playgirl atau semacamnya. Masalahnya, saya suka dengan orang tersebut, tapi tidak pernah disampaikan langsung ke "target"nya. Tapi pastinya tidak terlalu cinta seperti yang pernah ditayangkan di film atau sinetron. Sampai rela bunuh diri karena patah hati...

Cinta memang tak pernah terlepas dari tiga hal, yaitu: Rindu, Cinta, dan Cemburu. Ketiganya memiliki definisi yang abstrak dan tidak terlepas dari berbagai aspek. 

Baru kemarin saya mengikuti seminar dengan tema Pendidikan Seks Pada Remaja. Ternyata saya menemukan sedikit "pencerahan" dari seminar tersebut (Hehehe...). Dunia Kedokteran memaknai cinta sebagai sesuatu yang ditimbulkan oleh senyawa Pheromon dalam tubuh. Deskripsi lain mengenai cinta ialah kegiatan aktif yang dilakukan manusia terhadap objek lain, berupa pengorbanan diri, empati, perhatian, memberikan kasih sayang, membantu menuruti perkataan, mengikuti, patuh, dan mau melakukan apapun yang diinginkan objek tersebut (Wikipedia). Rindu pun juga ditimbulkan oleh Pheromon tersebut karena Pheromon memberi andil dalam menimbulkan rasa ketertarikan kepada lawan jenis. Sedangkan rasa cemburu adalah ketakutan berpindahnya rasa kasih sayang terhadap orang lain, atau ketidakpercayaan akan kesetiaan orang yang dicintai, seperti suami, isteri atau kekasih.

Dalam seminar kemarin juga disebutkan, ada beberapa aktifitas seksual (pelakunya ialah wanita dan pria) yang meliputi:
  1. Bergandengan tangan
  2. Berpelukan
  3. Ciuman
  4. Petting
  5. Oral sex
  6. Bersenggama
Keenam hal tersebut sudah termasuk aktifitas seksual. Sedangkan aktifitas seksual harusnya dilakukan dengan pasangan yang sah. Lantas bagaimana ketika kita dilanda cinta kepada seseorang, namun kita tak mau terjerumus hanya karena iming-iming cinta tersebut?

Saya mendapat solusi ketika menghadiri seminar kemarin (rasanya banyak hal bermanfaat yang saya dapat dari seminar tersebut). Solusi ketika kita jatuh cinta, namun kita harus dapat berfikir jernih dan logis. Ketika kita jatuh cinta, maka kita bagaikan dibius cinta. Selalu terbayang wajahnya. Bagaikan orang yang tidak sadar, wajah sang kekasih selalu ada dimana-mana. Untuk menanggulangi hal tersebut, maka tariklah nafas dalam-dalam. Ambil oksigen sebanyak-banyaknya. Mengapa harus demikian?

Oksigen adalah makanan bagi otak. Untuk selalu berfikir logis, otak perlu diberi asupan. Salah satunya ialah Oksigen tersebut. Oksigen membuat otak kita selalu sadar. Itulah mengapa kita harus selalu sadar akan cinta ketika cinta tersebut menjadi penyebab utama timbulnya dosa. 

Bukan berarti cinta itu mengerikan. Tidak sama sekali! Cinta itu indah, karena ia diciptakan oleh Sang Maha Cinta. Allah pun telah menciptakan cinta untuk hal yang positif. Allah pun telah memberi aturan bahwa cinta harus diikat dalam suatu ikatan cinta yang suci dan sah menurut agama dan negara, yaitu dengan cara pernikahan. Allah sama sekali tidak melarang untuk menyalurkan energi cinta tersebut. Namun harus dengan cara yang halal dan baik. Allah berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 223:
Istri-istrimu adalah ladang bagimu, maka datangilah ladang-ladang itu kapan saja dengan cara yang kamu sukai. Dan utamakanlah (yang baik) untuk dirimu...
Jika berbicara tentang cinta, saya teringat novel Ketika Cinta Bertasbih yang pernah saya baca dan telah difilmkan. Dalam novel tersebut ada sebuah kutipan dari Ibnu Athaillah yang sangat saya suka.
Tidak ada yang bisa mengusir syahwat atau kecintaan pada kesenangan duniawi, selain rasa takut kepada Allah yang menggetarkan hati, atau rasa rindu kepada Allah yang membuat hati
merana!
Oleh karena itu, jangan takut jatuh cinta. Salurkan cinta tersebut dengan cara yang baik dan sah. Cinta tidak diciptakan untuk sesuatu yang menjerumuskan manusia. Segala akibat buruk dan segala dosa karena cinta, semua itu adalah karena sifat manusia itu sendiri. Bukan karena Penciptanya.
[ Read More ]

Takutku akan cinta dunia...
Ketika kulirik wajahmu...
Aku berlindung dari godaan iblis...
Ketika kutatap paras rupawanmu...
Kesempurnaan dirimu menggambarkan rupawannya Penciptamu...
Namun kerupawanan itu kutakut menimbulkan fitnah padaku...

Tatapanmu bagai sejuknya mata air pegunungan menyentuh jiwaku...
Itu sebabnya kutundukkan wajahku ketika kau melihatku...

Hitamnya rambumu bagai hitamnya arang yang mengkilat dilumur minyak...
Sungguh gerak-gerikmu membuatku luruh dalam sekejap...

Duhai sang rupawan, maukah kau tundukkan wajahmu ketika bertemu denganku???
Atau lebih baik kau gunakan cadarmu dimanapun itu...
Agar aku dengan leluasa mengangkat wajahku ketika bertemu denganmu...
Meskipun engkau pria yang baru sesaat kukenal...
Aku malu melihat wajahmu...
Sungguh aku takut melihat wajahmu...
Karena aku takut jatuh cinta padamu!!!
[ Read More ]

Aku telah relakan dirimu tak bersamaku...
Meskipun kutahu ini bukan inginku dan juga bukan inginmu...
Kuharap kau tak menyesal atas tindakanmu...
Rupanya kau lebih membela dirinya daripada diriku...

Kusangsikan cintamu padaku...
Disaat aku menangis, kau hanya diam terpaku...
Tolong pilih aku!!!
Tapi kau sama sekali tak bergeming dari tempatmu...

Ketika orang terdekatmu menyeretmu dalam suatu paksaan...
Kau sama sekali tak memberontak...
Ikuti kata hatimu!!!
Apakah kau tak hadirkan aku dalam nafasmu???

Aku menangis, kau pun begitu...
Tangisku karena perpisahanku denganmu...
Namun tangismu karena ke-diam-anmu...

Sudahlah...
Hentikan tangismu...
Terlambat sudah semuanya...
Aku benci melihatmu menangis!!!

Aku sama sekali tak salahkanmu...
Saat ini aku berterimakasih padamu...
Terimakasih kau beriku kesempatan untuk mencari yang lebih baik darimu...
Namun maukah kau jauhiku untuk sementara waktu???
Mungkin sampai sembuh lukaku karena tindakanmu...
[ Read More ]

Siang ini, ditengah kesibukan akan tugas kuliah yang menumpuk dan menuntut untuk segera diselesaikan, saya menyempatkan diri untuk menonton film King. Mungkin terlambat juga menonton film ini karena film ini sudah lama diputar beberapa bulan yang lalu di bioskop. Namun karena saya merasa penat dengan tugas kuliah, maka saya putuskan untuk menonton film tersebut untuk sekedar menyegarkan otak.

Diawal film, saya merasa tak ada adegan yang sangat menyentuh. Semua berjalan biasa saja. Hanya bercerita tentang seorang bapak yang menginginkan anaknya menjadi pemain bulutangkis terkenal seperti Liem Swie King yang diidolakannya. Cerita di film tersebut bergulir begitu saja. Hingga suatu adegan dimana sang anak yang bernama Guntur marah pada ayahnya ketika sang ayah tidak membelikannya raket yang baru untuk bertanding di suatu liga.

[ Read More ]

Tiba-tiba saya teringat kembali masa 5 tahun lalu. Masa ketika saya pertama kali menerima pengumuman penjurusan. Ketika itu semua santri mengharapkan kelas jurusan IPA. Banyak yang bertanya ke ustadz-ustadzah tentang nilai yang mereka dapatkan. Namun tidak begitu yang terjadi dengan sang penulis blog ini. Saya masih tetap menunggu dengan harap-harap cemas. Tidak berarti mengharapkan jurusan IPA. Saya berdo'a kepada Allah untuk diberikan yang terbaik sesuai dengan kemampuan saya. Menjelang magrib, saya menerima hasilnya. Dan hasilnya, saya masuk jurusan IPS!!!

[ Read More ]

Wahai pemuda yang wajahnya belum tergambar dalam hatiku...
Aku belum pernah bertemu denganmu sama sekali...
Begitu juga dirimu...
Dalam hatiku aku berharap bahwa akulah yang nanti menjadi pendamping setiamu...
Dalam hatiku aku berharap bahwa akulah yang nanti menjadi orang pertama yang menawarkan pundaknya untuk kau sandari ketika hatimu gundah...
Dalam hatiku aku berharap bahwa akulah yang nanti akan menjadi seseorang yang sangat kau rindukan ketika kau kembali ke peraduan...

Wahai pemuda yang wajahnya belum tergambar dalam hatiku...
Mungkin bukan perjodohan yang awalnya aku inginkan...
Mungkin hanya pertemanan yang awalnya aku harapkan...
Meskipun kau anggap aku biasa saja, namun jika nanti telah datang saatnya kau mengenal dan mengetahuiku, aku ingin kau ingat bahwa akulah orang yang pernah mengenalmu...

Rasanya aneh jika nanti bertemu denganmu...
Pertemuan ini awalnya adalah paksaan...
Namun jika ada banyak hal yang menarik dari dirimu, aku harap kau tak keberatan jika kuutarakan kekagumanku padamu...
Kuharap kau tak keberatan jika kukatakan kau orang yang aku inginkan...
Kuharap kau tak keberatan jika kuingin kau utarakan cintamu padaku...

Mungkin lancang bagiku untuk memintamu untuk utarakan cintamu padaku...
Namun itu hanya ingin dan harapku...
Tak berarti harus kau penuhi itu...
[ Read More ]

Masih kuingat saat itu, 10 Mei 2009, dimana true story ini bermula. Aku, kakakku, tiga sahabatku, dan mamaku menunggu di stasiun Senen. Dengan diantar oleh papaku, kami menunggu kereta api yang akan datang jam 3 sore. Rasa cemas, gembira, penasaran, dan sedih bercampur jadi satu. Sedih aku meninggalkan Jakarta yang baru beberapa hari ku datangi, dan kemudian harus bertolak lagi. Penasaran, seperti apa lingkungan yang akan kutinggali selama sebulan nanti. Tak lama kemudian kereta api yang kami tunggu datang juga. Kami masuk gerbong kereta api. Herannya, sudah berkali-kali mengalami momen perpisahan seperti ini, tapi entah kenapa masih saja mengalir air mata ini (hahaha... cengeng!!!). Kusembunyikan wajahku yang sebenarnya sudah mulai memanas dan berair mata. Terus menunduk hingga akhirnya kereta api beranjak meninggalkan stasiun. Aku mulai melambaikan tangan dari dalam kereta api. Dan kereta pun terus berjalan menyusuri rel di ibukota yang semakin gelap.

Dalam kereta, sepertinya tak ada yang istimewa. Aku menghabiskan waktuku dengan tidur, tidur, dan tidur. Sesekali beranjak ke kamar mandi atau tayammum untuk melaksanakan sholat.

Hari semakin gelap. Sebenarnya hari itu aku mengalami diare yang menyebabkan kondisiku melemah. Namun entah mengapa ketika sampai di stasiun dan minum obat, aku mulai jarang ke kamar mandi. Tidak seperti sebelumnya. Ketika langit mulai menghitam, angin dingin mulai merayap. Dingin memang. Akhirnya aku meminta selimut. Dan... tidur lagi!

Esoknya, ketika subuh sudah lewat, kota tujuanku sepertinya semakin dekat. Seusai sholat subuh, aku tidak tidur. Aku mulai terjaga untuk memastikan di stasiun mana aku berada. Jombang pun semakin dekat. Aku menyiapkan barang-barang bawaanku dan merapikan pakaianku. Sesampainya di stasiun Jombang, kami pun turun dari kereta, lalu menyewa sebuah mobil untuk mengantarkan kami sampai ke tujuan berikutnya. Suasana pagi itu begitu sejuk. Berbeda dengan Jakarta yang mulai bising suara kendaraan dan asap yang tak mau kalah dengan sejuknya embun pagi. Aku mulai merasa nyaman, dan ketakutanku menghadapi lingkungan baru mulai sedikit berkurang. Namun tetap saja menyisakan rasa cemas yang tak tergambarkan.

Mamaku memberikan secarik kertas berisi alamat yang akan dituju kepada supir yang bernama Bambang itu. Untung pak supir sudah hafal tempat yang akan kita tuju. Akhirnya mobil pun langsung menuju sebuah desa kecil yang berudara sejuk yang berada di kota Kediri. Desa Pare namanya. Rasa cemas makin menghantuiku. Penasaran. Aku akan bertemu orang-orang baru di lingkungan yang baru dan tempat belajar yang baru, hanya untuk sebulan di tahun yang tergolong baru.

Akhirnya sampailah kami di tempat yang kami tuju, Able and Final. Suasana di daerah itu benar-benar baru, sampai-sampai sempat terfikir olehku bagaimana nanti jika tak tahu jalan pulang ke camp??? Lalu kami menuju kamar yang dituju. Rupanya aku, kakakku dan kedua kawanku berada di kamar yang berbeda. Sedangkan kawanku yang berbeda gender, tentu saja di camp yang berbeda dengan kami.

Setelah selesai urusan registrasi di Able and Final, aku langsung mendaftar di Mahesa. Mahesa letaknya tidak begitu jauh dari Able and Final. Untuk yang biasa berjalan kaki seperti saya, mungkin jarak 100 meter tidak masalah. Begitu sampai di luar Mahesa, banyak wajah-wajah baru yang sama sekali belum pernah kukenal sebelumnya. Ramai. Mama pun mulai sibuk mengurus masalah registrasi dan segala macam modul yang akan kami dapat yang berkaitan dengan pembelajaran kami. Setelah registrasi beres dan modul sudah kami dapat, kami langsung menuju kelas yang baru!

Hari pertama, Listening Class di lab. Bertemu dengan lebih dari selusin orang-orang baru, suasana yang baru, pengajar yang baru, dan modul pembelajaran yang baru pula. Rasanya hari itu aku benar-benar memulai hari yang baru. Bismillah, kukuatkan hati untuk menghadapi hari yang terasa benar-benar baru untukku ini. Kuikuti semua kegiatan hari itu hingga tanpa terasa, langit mulai gelap dan azan magrib berkumandang.

Selepas magrib, program di camp pun bermula. Diawali dengan perkenalan anggota yang baru sampai peraturan-peraturan dalam camp yang wajib dipatuhi. Menyenangkan juga rasanya banyak orang-orang baru. Setidaknya bisa mengalihkan masalah-masalah yang lama.

Dan lagi-lagi karena jadwal kami yang padat, tanpa terasa malam semakin larut. Aku mulai merebahkan diri di kasur, bersiap untuk memulai kegiatan yang baru di hari esok...
[ Read More ]

Catatan ini hanya beberapa baris kalimat yang menggambarkan kekecewaanku kepadamu...
Kamu tak perlu tahu bagaimana raut wajahku ketika menuangkan kalimat ini...
Kamu tak perlu tahu bagaimana aku berusaha mengumpulkan keping demi keping hatiku yang telah hancur...
Kamu tak perlu tahu bagaimana aku mencoba untuk memulihkan hati ini menjadi kondisi netral...
Kamu tak perlu tahu bagaimana aku mencoba untuk menahan derasnya air mata yang mengalir ketika mengingat semua tentangmu...
Kamu tak perlu tahu bagaimana aku mencoba untuk tegar dari bayangan-bayangan indahmu yang mengisi fikiranku...
Kamu tak perlu tahu bagaimana aku mencoba untuk memaafkan semua kecerobohan dan kesalahanmu...
Kamu tak perlu tahu bagaimana kondisiku saat ini...

Aku tidak yakin kamu disana sedang memikirkanku sekarang...
Aku tidak yakin kamu merasakan apa yang aku rasa saat ini...
Dan aku tidak yakin kamu memiliki guliran-guliran air mata di kedua pipimu...
Sama sepertiku saat ini...

Mungkin mudah bagimu untuk lupakan kesalahanmu padaku...
Namun sukar bagiku 'tuk maafkan kesalahan yang kau anggap sudah berlalu...

Setiap hari, tanpamu, kupandangi layar telepon selulerku...
Berharap itu darimu, namun aku urungkan harap lagi...
Jujur, sulit maafkanmu...
Sulit maafkan semua hal yang membuatmu, baik sengaja atau tidak sengaja, melukai perasaanku...
Sekarang maukah kamu tinggalkanku sementara???
Untuk waktu yang entah sampai kapan, tidak dapat aku pastikan...
Tidak aku larang kau untuk kembali...
Namun tempatmu setelah kembali bukan di tempat yang dulu lagi...
[ Read More ]