What my heart wants to say...

Perkembangan zaman yang kian pesat membawa dampak positif bagi manusia dari berbagai aspek. Aktifitas manusia semakin terbantu dengan adanya produk-produk dari pabrik yang serba robotik. Tenaga manusia tergantikan dan era kemajuan industri pun dimulai.

Semua itu bermula ketika James Watt menemukan mesin uap. Suatu anugerah bagi manusia, namun kerusakan bumi dimulai.

Kegiatan perindustrian berkembang di berbagai penjuru bumi. Daerah-daerah kecil di negara besar mulai memisahkan diri dan ingin membentuk negara baru dengan sistem pemerintahan baru, dan kehidupan bernegara yang baru. Setiap negara mencoba mengembangkan perindustrian di negaranya sendiri.

Tanpa disadari, kegiatan perindustrian tersebut membawa dampak negatif bagi bumi yaitu pemanasan global yang telah membawa bumi pada berbagai kerusakan dalam beberapa kurun waktu terakhir. Beberapa diantaranya adalah: kebakaran hutan, tanah longsor, abrasi, dan ketidakpastian cuaca akhir-akhir ini. Dan yang sudah terjadi beberapa tahun terakhir adalah berlubangnya lapisan ozon di bumi.

Yang merasakan derita tersebut bukan hanya kita saja sebagai manusia, namun salah satu spesies makhluk hidup di bumi ikut menderita akibat pemanasan global tersebut, yaitu beruang kutub.

Beruang kutub atau yang lebih dikenal dengan nama latin Ursus maritimus adalah hewan marga mammalia daratan terbesar. Bulunya yang tidak berwarna atau bening (albino) adalah salah satu keunikan yang diberikan Allah Swt. kepada hewan berbulu lembut ini. Warna putih pada bulunya yang sering kita lihat ternyata adalah pantulan dari lingkungannya (daerah salju) yang berwarna putih. Kelebihan lain yang dimilikinya adalah ketebalan lapisan lemak yang kurang lebih setebal 10 cm dibawah permukaan kulit. Itulah mengapa beruang kutub atau polar bear dapat bertahan di Arktik (kutub utara).

Namun ulah manusia menyebabkan makhluk ini hampir punah. Es, tempat mereka hidup mulai mencair perlahan disebabkan oleh pemanasan global. Pemanasan global itu sendiri adalah kejadian meningkatnya temperatur rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi karena naiknya konsentrasi gas karbondioksida (CO2) dan gas-gas lainnya di atmosfer (apakah kentut termasuk salah satu faktornya??? hahaha...). Itulah sekilas tentang pemanasan global (untuk tahu lebih lanjut tentang pemanasan global, silahkan klik disini!).

Pemanasan global juga menyebabkan migrasi ikan laut, yang menjadi makanan beruang kutub, ke kutub juga menjadi tidak stabil dikarenakan suhu air laut yang meningkat. Hal tersebut membuat beruang kutub kekurangan bahan makanan.

Mantan wakil presiden Amerika Serikat, Al Gore, dalam film dokumenternya, Inconvenient Truth, menyatakan bahwa populasi beruang kutub berkurang karena selain kekurangan bahan makanan, es yang merupakan tempat tinggal beruang kutub juga semakin berkurang atau mengecil areanya karena melelehnya es di kutub. Mencairnya es di kutub tersebut membuat beruang kutub tak dapat menemukan es yang tebal sebagai tempat tinggal karena permukaan es semakin tipis. Bahkan, menurut Al Gore, ditemukan puluhan beruang kutub yang mati ditengah laut karena kelelahan berenang dan tak menemukan es yang tebal yang dapat dijadikan tempat untuk istirahat. Bahkan kemungkinan beruang kutub akan punah dalam beberapa tahun terakhir jika hal tersebut terus berlanjut. Sungguh kenyataan yang menyedihkan...

Maka dari itu mari kita jaga salah satu makhluk Allah yang indah ini sebagai rasa syukur kita terhadap Sang Khalik yang telah memberikan keanekaragaman hayati di bumi untuk dikelola dan dirawat oleh manusia. Stop Polution!!! Mari selamatkan keanekaragaman hayati dari kepunahan!!!

"Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?"

*referensi dari situs Wikipedia, How Animal Do That, dan phinisi.
[ Read More ]

Sudah dua hari ini selalu hujan. Sudah dua hari ini aku merasa selalu lapar (emang dasar gw yang maruk kali ya??? hehehe...). Hujan seharusnya disyukuri, tapi yang ada di Jakarta ternyata menjadi petaka. Yang namanya Jakarta, setiap hujan pasti banjir. Selalu always, nggak pernah never (apa bedanya???). Sekarang aku berada di kamarku, tempat paling nyaman untuk tidur (ya iyalah...). Menatapi hujan yang turun sedari kemarin. Dingin, namun menyejukkan (saking sejuknya, sampai-sampai ngantuk terus...). Hmm... Apa kabarmu, Jakarta? Apakah masih terlihat genangan air setinggi satu meter di salah satu daerahmu?

Hujan kali ini tak beda dari tahun-tahun sebelumnya. Deras dan berhari-hari. Dan dapat diperkirakan akan banyak timbul penyakit musiman. Seperti demam berdarah, disentri, muntaber, penyakit kulit lainnya. Rasanya Jakarta tak pernah tenang di musim hujan. Bukan... Jakarta tak pernah tenang setiap harinya. Asap kendaraan bermotor, bising suara pabrik, ramai orang beraktifitas, dan jalan-jalannya yang tak pernah sepi pejalan kaki. Belum lagi polusi asap rokok yang telah menelan banyak korban. Entah lah... Rasanya bernafas dengan aman pun sulit.

Oh Jakarta, apa kabarmu hari ini?
[ Read More ]

Banyak orang mengatakan kalau lebih baik sakit gigi daripada sakit hati (tapi lebih baik sakit hati daripada sakit gigi. kan kalau sakit hati, cuma sebentar. hehehe...). Memang lah kalau sudah masalah perasaan, rasanya sulit sekali diobati. Pasti ada saja orang yang mengadu ke saya tentang sakit hati putuskan cintanya oleh sang pujaan hati (that's why cinta itu bullshit!!!). Mereka bilang kalau rasanya sakit diperlakukan sepert itu. Seolah-olah tidak dihargai. Memang dimana-mana lebih menyenangkan dicintai daripada mencintai. Dan itulah resiko mencintai. Terkadang tidak adil, terkadang wajar saja. Tidak adil karena tidak berbalas, atau malah wajar karena itulah resiko menjalin suatu hubungan. Harus siap kecewa dan sakit hati.

"Susah, War kalo nggak pacaran. Nggak ada yang merhatiin," begitu kata teman saya. So, apa dengan adanya pacar kamu akan selalu diperhatikan terus? Apa dengan adanya pacar, kamu akan selalu merasa senang? Nyatanya tidak selalu benar tuh...

Terserah apa kata orang, yang penting menurut saya, pacaran itu bukanlah segalanya. Tanpa adanya pacar, kita masih bisa tetap hidup kok. Saya dulu juga pernah mempunyai seorang pacar. Lalu putus setahun kemudian. Seminggu kemudian sudah ada pengganti lagi (weleh...), dan beberapa bulan kemudian, putus lagi. Awalnya memang sulit untuk tidak pacaran lagi. Tapi lama-lama sudah biasa tuh. Bahkan lebih menyenangkan tidak ada pacar sama sekali. Dan mulai saat itu, saya sadar bahwa tanpa adanya pacar, saya masih ada yang memperhatikan. Baik itu orang tua, maupun teman-teman. So, boyfriend is not everything. Right?

Kalau memang kalian merasa sakit hati putus dengan seseorang, lebih baik "larikan" saja rasa sakit itu ke hal-hal yang positif. Misalnya: tadarus. Daripada terus sedih, lebih baik beribadah saja. Selain meredam emosi, juga menambah amal. Ya kan?

Atau sibuk dalam suatu organisasi. Masih banyak hal yang bisa kita lakukan ketika kita sakit hati. Jangan hanya meratapi nasib sendiri. Hal itu hanya akan membuat kalian makin merana dan akhirnya bunuh diri! Bunuh diri itu sama saja tidak mensyukuri pemberian Allah kepada kita. Dan itu dosa.

Tapi yang lebih baik, jangan mencintai pacar kalian 100%. Karena jika akhirnya harus berakhir, kalian akan merasakan sakit hati yang berkepanjangan.

So... Tidak ada pacar bukanlah akhir dari segalanya...
[ Read More ]

Ini postingan pertamaku!!!

Dan template paling bagus yang pernah aku pasang!!!

hehehe...

Salam kenal semuanya!!!

Peace!!!

Wassalam...
[ Read More ]